Senin, 07 Mei 2012

LAPORAN HISTOLOGI JARINGAN IKAT


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Jaringan ikat atau jaringan penyambung merupakan jaringan yang menghubungkan jaringan atau organ yang satu dengan jaringan atau organ yang lain. Fungsi jaringan ikat adalah melekatkan suatu jaringan ke jaringna lain, menyokong atau menunjang organ, melindungi dan member struktur pada organ-organ, membentuk darah dan limfa, menyimpan lemak, serta mengisi rongga di antara organ-organ. (Sri Pujianto 2008 : 49)
Komponen jaringan ikat terdiri atas sel dan matriks ekstra seluler. Ekstra seluler tersebut terdiri atas substansi dasar dan serabut jaringan ikat. Sel jaringan ikat merupakan komponen penting pada beberapa jenis jaringan ikat, sedangkan serabut jaringan iakt juga merupakan komponen penting pada tipe jaringan ikat yang lainnya. Walaupun demikian, ketiga komponen jaringan ikat memegang peran penting di dalam jarinagn ikat.
 (Anonim1 2010 : 1)
Jaringan penyambung terutama berfungsi melalui komponen ekstraselnya. Sebenarnya unsur jaringan penyambung adalah matriks ekstraselnya, yang terdiri dari serabut-serabut protein, suatu zat dasra amorf, dan cairan jaringan, yang terakhir ini terutama terdiri dari air dan zat terlarut. Didalam matriks eksternal terdapat jenis-jenis sel khusus jaringan penyambung. Jaringan penyambung terbagi menjadi 3 golongan komponen : sel, serabut protein, dan zat dasar. (Jun Queira C 1991 : 89)
Di dalam matriks tertanam berbagai sel-sel penyusun jaringan ikat. Beberapa jenis sel yang tertanam dalam matriks antara lain fibroblast, makrofag,sel tiang (sel mast), sel lemak, dan berbagai jenis sel darah putih. Fibroblast berfungsi mensintesis dan mensekresikan protein pada serabut.  Makrofag bentuknya berubah-ubah (tidak teratur) dan khusus terdapat di dekat pembuluh darah, berfungsi dalam pinositosis dan fagositosis. Makrofag dapat digerakkan atau didistribusikan ke jaringan lain yang mengalami peradangan. Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin. Substansi heparin adalah suatu anti koagulan yang dapat menghalangi pengubahan protrombin menjadi trombin yang berfungsi mencegah pembekuan darah. Substansi histamin adalah suatu zat yang dihasilkan mastosit sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai dan berfungsi meningkatkan permeabilitas kapiler darah.  Sel lemak berfungsi menyimpan lemak. Jaringan ikat yang memiliki sel lemak dalam jumlah banyak disebut Jaringan adiposa. Sel darah putih berfungsi melawan patogen (berupa bakteri, virus, atau Protozoa) yang menimbulkan penyakit. Sel-sel darah putih bergerak bebas secara diapedesis di antara darah, limfa, atau jaringan ikat untuk membersihkan patogen. Sel darah putih ada 2 macam, yaitu sel darah putih granulosit dan agranulosit. Sel darah putih granulosit (yang bergranula), misalnya eosinofil, basofil, dan neutrofil, sedangkan yang agranulosit (tidak bergranula), yaitu limfosit dan monosit. (Anonim1 2010 : 3)
Sifat jaringan ikat pada berbagai bagian tubuh sangat bervariasi. Penampilnanya bergantung pada proporsi relativ dan susunan unsur-unsur selular, fibrosa, dan amorf yang ada. Subdivisi utama dalam penggolongan jaringan ikat ditentukan banyaknya sera. Jaringan ikat yang ditandai seratnya yang jarang-jarang dikatakan sebagai jaringan ikat longgar. Pada jaringan ikat padat terdapat banyak serat yang berhimpitan. Pembagian lebih lanjut dapat dilakukan terhadap jaringan ikat longgar menjadi ynag hanya terdapat pada embrio dan yang terdapat pada orang dewasa. ( Leeson, 1996 : 122)
Jaringan penyambung berkembang dari suatu jaringan embrional, mesenhim, yang ditandai dengan sel bercabang-cabang dan tertanam di dalam zat intersel amorf yang terdapat dalam jumlah banyak. Sel mesenhim mempunyai inti bujur telur dengan nucleolus yang berkembang dengan baik dan kromatin halus. Mesenhim yang berasal dari lapisan tengah embrio, mesoderm, menyebar keseluruh fetus, mengelilingi organ-organ yang sedang berkembang dan menembus kedalamnya. Disamping menjadi asal semua jenis jaringan penyambung, mesenhim berkembang menjadi jenis jaringan lain misalnya otot, pembuluh darah, epitel, dan beberapa kelenjar. (Jun Queira 1991 : 89)


1.2  Tujuan
Adapun tujuan pratikum ini adalah untuk mengenali dan dapat membedakan berbagai jenis jaringan ikat melalui mikroskop, serta mengetahui bentuk-bentuk jaringan ikat yang ada pada organ tubuh makhluk hidup khususnya pada manusia dan hewan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Anonim2 (2011 : 2) Jaringan ikat tersusun dari berbagai macam komponen yaitu matriks dan sel-sel jaringan ikat. Bentuk sel-sel yang terdapat dalam jaringan ikat tidak teratur, sitoplasma bergranula, dan intinya menggembung.Matriks tersusun oleh serabut-serabut dan bahan dasar. Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya, Serabut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut retikular.
a.      Serabut Kolagen Jaringan Ikat
Serabut kolagen mempunyai daya elastisitas rendah, daya regang sangat tinggi, berwarna putih, dan bentuknya berupa berkas-berkas beragam. Serabut kolagen terdapat pada tendon (penghubung otot dengan tulang) dan jaringan ikat longgar.
b.      Serabut Elastin Jaringan Ikat
Serabut elastin mempunyai elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih tipis dari serabut kolagen, dan bentuknya seperti bangunan bercabang-cabang dan tebal. Serabut elastin tersusun oleh protein dan mukopolisakarida. Serabut elastin antara lain terdapat pada pembuluh darah dan ligamen. Elastisitas serabut elastin akan semakin menurun dengan semakin bertambahnya usia seseorang.
c.       Serabut Retikular Jaringan Ikat
Serabut retikular mempunyai daya elastisitas rendah. Hampir sama dengan serabut kolagen, tetapi ukurannya lebih kecil. Serabut ini berperan menghubungkan antara jaringan ikat dengan jaringan lainnya.
Sel-sel penyusun jaringan ikat terdiri atas beberapa macam, yaitu fibroblast, makrofag, sel mast, sel lemak, sel plasma, dan sel darah putih (monosit, limfosit, leukosit, dan eosinofil). Sel-sel tersebut berasal dari diferensiasi sel-sel mesenkrim embrional. Sedangkan za dasar tersusun atas komponen-komponen molekul organic, garam, dan air. Fungsinya adalah sebagai zat pengisi ruang antarsel dan antarserabut pada jaringan ikat. (Sri pujianto 2008 : 50)
Sel-sel jaringan ikat ditempatkan dalam 2 kategori, sel tetap dan sel bebas. Sel tetap adalah populasi sel hidup panjang yang relativ stabil yang mencakup fibroblast yang menyekresi dan mempertahankan komponen ekstra sel dan sel adipose yang menimbun dan membebaskan lipid untuk dipakai sebagai sumber energi dalam  metaboliosme sel-sel lain diseluruh tubuh. Sel bebas adalah populasi sel motil yang terus berubah yang memasuki jaeingan ikat dari darah dan mengembara dalam substansi dasarnya. Kebanyakan memiliki hidup pendek dan terus diganti baru dari kumpulan jenis sama  yang beredar dalam darah. Termasuk disini adalah eosinofil, monosit, limfosit, makrofag, sel plasma yang berkembang dari limfosit dan sel mast yang asalnya belum jelas. Beberapa diantara sel bebas ikut serta  dalam respons jangka pendek dari jaringan terhadap cedera  atau invasi bakteri, sedangkan yang lain ikut serta dalam pertahanan imunologis jangka lebih panjang dari tubuh. (Fawcett 2002 : 130)
Menutut (Anonim2 2011 : 4) Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dikelompokkan menjadi dua yaitu jaringan ikat biasa dan jaringan ikat dengan sifat khusus. Jaringan ikat biasa dibedakan menjadi jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat. Jaringan ikat longgar mempunyai ciri ciri utama yaitu susunan serat-seratnya yang longgar. Matriksnya berupa cairan lendir (mucus). Pada matriks terdapat berkas serabut kolagen yang fleksibel, tetapi tidak elastis. Adanya serabut kolagen memungkinkan terjadinya gerakan dari bagian-bagian yang saling dihubungkan. Pada matriks juga terdapat fibroblast, sel mast, dan plasma sel. Jaringan ikat longgar mempunyai beberapa fungsi berikut.
1.      Membentuk membran yang membatasi jantung dan rongga perut.
2.      Mengikatkan kulit pada jaringan di bawahnya.
3.      Mengelilingi pembuluh darah dan saraf yang menyusup ke organ.
4.      Pengikat lapisan epitelium pipih membentuk lembar mesenterium.
5.      Membantu melekatkan organ pada otot dinding tubuh.
6.      Memberi bentuk organ dalam seperti kelenjar limfa, sumsum tulang, dan hati.
Jaringan ikat padat mempunyai struktur serat-serat terutama kolagen yang padat. Jaringan ikat padat dibedakan menjadi jaringan-jaringan ikat padat teratur dan tidak teratur. Jaringan ikat padat teratur mempunyai berkas kolagen yang tersusun teratur ke satu arah, misalnya pada tendon. Sementara itu, jaringan ikat padat tidak teratur mempunyai berkas kolagen yang menyebar membentuk anyaman kasa yang kuat, misalnya di lapisan bawah kulit.
Jaringan ikat padat bercirikan serat-serat yang berhimpitan. Secara proporsional selnya kurang bila dibandingkan dengan yang ada dalam jaringan ikat longgar dan substansi dasar amorfnya kurang. Pada tempat-tempat  yang menghadapi tegangan dari segala penjuru serat-serat itu berupa berkas teranyam tanpa arah tertentu dan jaringan demikian disebut jarinagn tidak beraturan. Pada bangunan yang menghadapi tegangan dalam satu jurusan serat-serat itu tersusun teratur paralel dan dan jaringan itu disebut jaringan teratur.(Leeson 1996 : 126)
Jaringan adipose terbagi menjadi dua yaitu jaringan adipose unilokuler dan jaringan adipose multilokuler. Dimana jaringan adipose unilokuler ditentukan oleh usia dan jenis kelamin, dan warnanya putih kekuningan yang ditentukan oleh karotenoid oleh vitamin A. Sedangkan jaringan adipose multilokuler berwarna coklat karena mengandung sitokrom.
(Jun Queira 1991 : 116)
Sel lemak tersebar di dalam jaringan ikat areolar. Bila sel-sel lemak membentuk kelompok-kelompok besar dan merupakan jenis sel utamanya, maka jaringan itu disebut jaringan lemak. Jaringan lemak tidak bersifat statis. Jaringan lemak dapat berkembang di sembaran tempat yang banyak jaringan ikat longgarnya, tetapi pada  manusia tempat bertimbun lemak yang paling banyak / umum adalah pada jaringan di bawah kulit ( disebut panikulus adiposus), mesenterium dan omentum, sumsum tulang dan disekitar ginjal.selain fungsi primernya sebagai cadangan (simpanan) dan metabolism lemak netral, dibawah kulit jaringan lemak ini juga berfungsi sebagai penahan goncanagn dan isolator yang baik untuk mencegah hilangnya panas tubuh secara berlebihan atau sebaliknya melalui kulit.(Leeson 1996: 125)






BAB III
METODE PRATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum dilaksanakan pada pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB, Hari Kamis, tanggal 15 Maret 2012. Bertempat di Laboratorium Biologi, Laboratorium  Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas PGRI, Palembang.

3.2  Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada pratikum ini yaitu mikroskop. Bahan-bahan yang digunakan dalam pratikum ini yaitu preparat apusan seperti: Preparat jaringan ikat longgar pada bagian subkutan tikus, Preparat sel-sel jaringan ikat pada jaringan ikat longgar, Preparat jaringan ikat padat tidak  teratur pada dermis kulit, Preparat jaringan ikat padat teratur pada ligamen (potongan longitudinal), Preparat jaringan ikat teratur pada tendo (potongan transversal), Preparat jaringan ikat embrional, dan Preparat jaringan lemak.

3.3  Cara Kerja
Adapun cara kerja pratikum ini adalah : Siapkan mikroskop, dan preparat-preparat apusan tersebut, Letakkan preparat-preparat apusan tersebut satu persatu diatas meja mikroskop, Amati bentuk preparat-preparat tersebut dan gambarkan hasil pengamatan, Lengkapi gambar dengan keterangan yang jelas, kemudian membuat pembahasan  hasil pengamatan beserta kesimpulannya.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penagmatan yang dilakukan, dapat diketahui cirri-ciri atau bagian-bagian jarinagn ikat. Bila dilihat dari hasil gambar yang didapat dari masing-masing bahan dapat dijelaskan bahwa :
1.      Gambar 1 : Jaringan ikat longgar pada bagian subkutan tikus.

(Sumber : Eroschenko 2003 : 29)



Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Primata
Famili              : Homonidae
Genus              : Homo
Spesies            : Homo sapien

Deskripsi :
Terdapat serat kolagen yang tidak terpulas adalah paling tebal dan besar dan paling banyak. Serat ini malang melintang, tebal agak berombak dan menampakkan garis-garis halus memanjang. Serat elastin adalah serat halus, tipis umumnya lurus-lurus meskipun sudah dipotong, serat itu tampak berombak karena hilangnya tegangan. Meskipun tidak berpulas serta ini sangat reaktif, berbeda dengan serat kolagen yang tampak pula. Dalam jaringan ikat longgar juga terdapat serat retikuler halus namun tidak ada pada gambar. Disini fibroblas tampak seperti sel gepeng, bercabang dengan inti lonjong, kromatin halus dan jarang, dan satu atau dua nucleoli. Makrofag tetap atau hitiosit selalu ada. Sel mast juga terdapat pada jaringan ikat longgar dan terlihat tunggal atau berkelompok sepanjang pembuluh darah kecil . sel lemak eosinofil. (Eroschenko 2003 :28)
2.      Gambar 2 : Sel-sel jaringan ikat pada jaringan ikat longgar.

    
(Sumber : Eroschenko 2003 : 29)


Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Primata
Famili              : Homonidae
Genus              : Homo
Spesies            : Homo sapien

Deskripsi :
Makrofag bebas umumnya tampak bulat dengan garis batas sedikit tak teratur. Tampilan makrofag dapat bervariasi pada gambar makrofag berinti kecil, berkromatin banyak,dan bersitoplasma agak asidofilik. Fibroblast tampak memanjang dengan juluran sitoplasma, inti lonjong dengan kromatin  jarang” dan satu atau dua nucleoli. Fibrosit adalah sel yang matang, lebih kecil tanpa juluran sitoplasma, intinya serupa, namun lebih kecil dari fibroblas. Limfosit besar dan kecil adalah sel sferi yang terutama berbeda dalam jumlah sitoplasma (lebih banyak dibandingkan dengan limfosit kecil). Inti gelapnya memiliki banyak gumpalan kromatin padat tanpa nucleoli. Sel plasma dapat dibedakan dari limfosit besar karena intinya yang lebih kecil terletak eksentris, dengan gumpalan kromatin kasar tersebar khas dengan pola radial dan satu massa dipusat. Terlihat daerah terang pada sitoplasma dekat inti. Eosinofil sirkulasi darah dengan mudah dapat dikenali dari bentuknya yang besar, inti bilobar, dan granul sitoplasma besar yang terpulas kuat dengan eosin. Kadang-kadang terlihat sel pigmen. (Eroschenko 2003 :28)





3.      Gambar 3 : Jaringan ikat padat tidak teratur pada dermis kulit.

(Sumber : Eroschenko 2003 : 33)


Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Primata
Famili              : Homonidae
Genus              : Homo
Spesies            : Homo sapien

Deskripsi :
Gambar ini melukiskan jaringan ikat padat tidak teratur dari dermis kulit. Susunan serat dan sel serupa dengan yang ada dalam jaringan ikat longgar namun serat dan sel ini dimodifikasi untuk daerah-daerah tubuh yang memerlukan lebih banyak dukungan dan kekuatan. Serat kolagen berukuran besar, secara khas terdapat berupa gabungan berkas tebal, dan terpotong menurut berbagai bidang irisan karena jalannya malang melintang dalam segala arah. Jenis susunan demikian adalah kompak. Juga ada serat-serat elastin halus yang berombak membentuk anyaman halus. Fibroblas sering dijumpai terjepit diantara serat kolagen. Juga tampak sel perivaskular di sepanjang pembuluh darah kecil dan beberapa sel darah. Neutrofil dengan inti berlobi dan limfosit dengan inti bulat besar tanpa sitoplasma yang nyata. (Eroschenko 2003 : 32)
Tersusun tidak beraturan. Jaringan ini berupa  lembaran-lembaran, serat-seratnya saling menganyam membentuk anyaman kasar yang kuat. Walaupun serat kolagen kasar merupakan unsur utamanya, serat elastin dan retikulin juga ada dalam jimlah kecil. Jaringan ikat padat tidak beraturan merupakan bagian utama kebanyakan fasia, demis kulit,kapsula fibrosa,beberapa organ termasuk testis, hati danlimfonodus, dan elmbaran fibrosa tulang (periosteum) dan tulang rawan (perikondrium).  (Leeson 1996 : 126)


4.      Gambar 4 : Jaringan ikat padat teratur pada ligament (potongan longitudinal).

(Sumber : Eroschenko 2003 : 39)


Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Primata
Famili              : Homonidae
Genus              : Homo
Spesies            : Homo sapien

Deskripsi :
Disini terlihat memotong memanjang. Serat kolagen tersusun padat dalam berkas-berkas paralel. Diantara berkas ini terdapat sedikit jaringan ikat longgar sebagai pemisah yang mengandung fibroblas dalam deretan paralel. Sel-sel ini memiliki cabang-cabang  pendek dan inti lonjong pada pandangan permukaan atau mirip batang pada pandangan lateral. Jarinag ikat teratur denagn susunan serat kurang teratur (dibandingkan dengan tendo) juga membentuk membrane atau kapsula fibrosa sekitar berbagai organ tubuh. Contoh jaringan ikat demikian adalah perikondrium sekitar tulang rawan trakea, dura mater sekitar medula spinalis dan tunica albuginea sekitar testis. (Eroschenko 2003 :34)
Tersusun teratur. Jaringan ini mengandung serat-serat yang berhimpitan dan bersusun paralel, membentuk bangunan yang kuat. Termasuk kelompok ini adalah tendo, ligament, dan aponeurosis.  Pada tendo serat-serat  kolagen atau berkas tendo primer berjalan paralel.  Setiap serat atau berkas terdiri atas sejumlah besar serta. Fibroblast atau sel tendo adalah jenis sel satu-satunya  yang  ada, dan pada tendo yang terpotong memanjang terdapat  berderet diantara serat-serat kolsgen.(Leeson 1996 : 127)




5.      Gambar 5 : Jaringan ikat padat teratur pada tendo (potongan transversal).

  
(Sumber : Eroschenko 2003 : 37)

Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Primata
Famili              : Homonidae
Genus              : Homo
Spesies            : Homo sapien

Deskripsi :
Tampak sebuah potongan transversal tendo dengan pembesaran lebih lemah. Terdapat fibroblast (inti) yang terpotong transversal pada setiap berkas besar serat kolagen. Fibroblas ini terdapat di antara berkas kecil serat kolagen, ini lebih jelas terlihat dengan pembesaran lebih kuat pada ssipan yang menampakkan berkas serat kolagen dan fibroblast berbentuk cabang pada potongan transversal. Diantara berkas besar kolagen, terdapat sedikit jaringan pemisah berkas-berkas kolagen bergabung menjadi fasikulus dengan lebih banyak pemisah (septa/trabekula) pada jaringan ikat interfasikular. Pemisah ini berisi pembuluh darah, saraf,dan kadang-kadang badan pacini yang merupakan reseptor tekanan yang sensitif. Juga tampak potongan transversal otot rangak yang berdekatan dengan tendo namun terpisah dengan jaringan ikat. (Eroschenko 2003 :36)









6.      Gambar 6 : Jaringan ikat embrional.

(Sumber : Eroschenko 2003 : 31)

Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Primata
Famili              : Homonidae
Genus              : Homo
Spesies            : Homo sapien

Deskripsi :
Jaringan ikat embrioanal mirip jaringan mesenkim atau jaringan ikat mukosa yang longgar dan tidak teratur, perbedaan substansi dasarnya (semicair versus mirip-jeli) tidak dapat dilihat pada sediaan ini. Banyak fibroblast dan diantaranya ditemukan serat kolagen halus, sebagian merapat pada fibroblast. Jaringan ikat embrional bersifat vascular. Dengan pembesaran yang lebih kuat sebuah fibroblast primitive tampak sebagai sel besar, bercabng dengan banyak sitoplasma, cabang-cabang sitoplasma, sebuah inti lonjong dengan kromatin halus dan satu atau lebih nucleoli. Serat kolagen yang terpisah jauh tampak lebih jelas dengan pembesaran ini. (Eroschenko 2003 :30)
Jaringan embrional, merupakan jaringan dari hasil pembelahan sel zigot. Jaringan embrional mengalami spesialisasi menjadi 3 lapisan jaringan (triploblastik), lapisan luar, ektoderm, lapisan tengah, mesoderm dan lapisan dalam entoderm. Contoh hewan triploblastik : Annelida, Mollusca, Arthropoda, Chordata. Atau menjadi 2 lapisan jaringan (diploblastik), lapisan ektoderm dan endoderm. Contoh hewan diploblastik : Coelenterata. Lapisan-lapisan jaringan tersebut di atas kemudian akan berkembang menjadi organ-organ tubuh dari suatu hewan. (Anonim1 2000 : 1)



7.      Jaringan lemak.

(Sumber : Eroschenko 2003 : 39)
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Primata
Famili              : Homonidae
Genus              : Homo
Spesies            : Homo sapien

Deskripsi :
Terlihat potongan sebagian kecil mesenterium dengan timbunan besar sel lemak yang membentuk jaringan lemak. Jaringan ikat peritoneum berfungsi sebagai kapsula diskitar jaringan lemak. Sel-sel  lemak saling berhimpitan dan dipisahkan oleh jaringan ikat tipis yang mengandung fibroblast yang terjepit disitu. Lobul jaringan lemak dipisahkan oleh septa jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah,saraf,dan kapiler. Sebuah sel lemak tampak sebagai sel kosong karena lemaknya telah larut oleh zat kimia selama proses pembuatan sediaan histologik jaringan, intinya terdesak ditepi sitoplasma. Inti fibroblast sukar dibedakan dengan inti sel lemak pada sediian tertentu. (Eroschenko 2003 :36)








BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan di atas dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.      Jaringan ikat tersusun atas tiga komponen utama yaitu sel, serabut, dan zat dasar.
2.      Jaringan ikat dibedakan menjadi jaringan ikat biasa, jaringan ikat khusus, jaringan ikat penyokong, dan jaringan ikat penghubung. Jaringan ikat biasa terdiri atas jaringan ikat padat dan jaringan ikat longgar.
3.      Jaringan ikat padat bersifat tidak elastik, tetapi cukup fleksibel. Dimana jaringan ini mempunyai komponen utama yaitu kolagen putih. Fungsi jaringan ikat adalah untuk menghubungkan antara organ-organ tubuh yang satu dengan organ tubuh yang lain.
4.      Jaringan ikat longgar memiliki banyak pembuluh darah dan sel-sel saraf. Komponen serabutnya sedikit dan tersusun agak longgar saling membentuk anyaman ke segala arah. Berfungsi untuk membungkus organ-organ tubuh dan menghubungkan organ-organ tubuh yang satu dengan organ tubuh yang lain.
5.      Jaringan ikat khusus merupakan jaringan ikat dengan sifat dan fungsi khusus. Yang termasuk jaringan ikat khusus adalah jaringan adoposa dan jaringan retikuler. Fungsi jaringan adiposa sebagai bantalan untuk melindungi organ-organ secara mekanis dari benturan, sebagai alat pengukur panas dan untuk member bentuk tubuh. Fungsi jaringan retikuler adalah menyokong organ-organ yang lunak dan membentuk darah.






DAFTAR PUSTAKA
Anonim1 2010.Tentang jaringan-Ikat

Anonim2 2011.Jaringan Ikat

Don W.Fawcett.2002.Buku Ajar Histologi.EGC-Ed.12-Jakarta : xix-889 hlm
Junqueira,Luis. C dan Carneiro, Jose.1991.HISTOLOGI DASAR.Adji Dharma.-Ed.3-
Jakarta : xii-496 hlm
Leeson,C.Roland.1996.Buku Ajar Histologi.Buku Kedokteran EGC.-ed.5.-Jakarta : xi-622 hlm
Pujianto, Sri.2008.Menjelajah Dunia Biologi 2.Tiga Serangkai.Solo : xii-324 hlm
Victor P.Eroschenko.2003.Atlas Histologi.EGC.Jakarta :  xiv-361 hlm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar