BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tulang (jaringan oseosa) adalah sejenis
jaringan ikat kaku yang menyususn sebagian besar kerangka dewasa. Matriksnya
mengandung unsure anorganik, terutama kalsium fosfat, yang merupakan lebih
kurang sua pertiga berat tulang. Secara makroskopik, tulang itu berbentuk
spongiosa (kanselosa) atau kompak (padat). Perbedaan keduannya tergantung pada
jumlah relative zat padat dan ukuran serta jumlah celah-celah padanya. Keduanya
mengandung unsure histologis sama; sel-sel tulang 9 sel osteoprogenitor,
osteoblas, osteosit, dan oteoklas) dan matriks. Osteosit terletak dalam rongga
kecil atau lacuna dalam matriks, yang terdiri atas serta kolagen
(osteo-kolagen) tergabung dalam berkas dengan substansi semen diantaranya yang
mengandung garam anorganik. Secara khas, matriks ini tersusun dalam lapisan-lapisan
atau lamen-lamen dan diterobos kanalikuli halus yang menghubungkan lacuna
berdekatan dan untuk sebagian berisikan cabang sitoplama halus dari osteosit.
Permukaan luar tulang dibungkus oleh selubung fibrosa (periosteum), dan lapis
tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum dan sebagian pelapis
meluas ke dalam sistem kanalikuli dari tulang kompak. (Leeson 1996:52)
Coba kita perhatikan pohon-pohon besar yang ada di
sekitar kita. Walaupun bobot tubuhnya sangat berat, pohon-pohon tersebut dapat
berdiri tegak di atas tanah. Hal itu disebabkan oleh adanya dinding sel yang
keras pada sel-sel pohon (tumbuhan) tersebut. Manusia, seperti juga hewan,
tidak memiliki dinding sel pada sel-sel tubuhnya. Kendati demikian, tubuh kita
juga dapat berdiri tegak dan tidak jatih lunglai. Hal tersebut disebabkan tubuh
kita memiliki suatu system penunjang yang dinamakan system rangka. System
rangka merupakan kumpulan tulang penyususn dan penyokong tubuh kita. (Sri
Pujianto 2008:63)
Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka
embrio juga membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran
pernafasan,memberi kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan memberi
kemungkinan tulang rusuk bergerak ketika kita masih bayi kita memiliki tangan
yang mungil, kaki yang mungil dan semuanya serba mungil . Perlahan, ketika kita
tumbuh dewasa semuanya membesar termasuk tulang kita dan ketika kita masih bayi
kita memiliki sekitar 300 tulang. Namun ketika kita beranjak dewasa beberapa
dari tulang-tulang ini ada yang melebur hingga akhirnya menjadi 206 tulang.
Dari 206 tulang ini terdapat beberapa jenis tulang. Jenis-jenis tulang
ini ada yang dibedakan berdasarkanmatriksnya dan ada yang berdasarkan jaringan
dan sifat fisik (keras tidaknya) tulang. (Meylin 2008:23 )
Tulang
memiliki kombinasi sifat fisik luar biasa kuat dan tahan kompresi, dan sedikit
elastic, dan sekaligus merupakan materi yang relative ringan. Pada semua
tingkatan organisasi tulang, dari bentuk kasarnya sampai struktur
submikroskopinya, konstruksinya menjamin kekuatan secara ekonomis (materi) dan
berat minimal. Namun dengan segala kekuatan dan kekerasannya, tulang adalah
materi hidup yang dinamis, secara tetap diperbaharui dan dikonstruksi ulang
seumur hidup. Karena ada reorganisasi intern terus dan berespon terhadap
kekuatan dari luar, maka dapat dimodifikasi melalui bedah dan alat bantu bedah
tulang atau ortodontis. Bila tidak dipakai dapat berakibat atrofil disertai
hilangnya sedikit substansi dan peningkatan pemakaian diserta hipertrofil,
engan sedikit penambahan massa tulang. Tulang juga cukup responsive terhadap
pengaruh metabolic, nutrisional, dan endokrin. (Fawcett 2002:174)
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan pratikum ini adalah untuk mengenali dan dapat membedakan berbagai
jenis-jenis tulang melalui mikroskop, serta mengetahui bentuk-bentuk tulang
yang ada pada organ tubuh mahkluk hidup khususnya pada manusia dan hewan.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut
Sri Pujianto (2008:63), Tulang merupakan jaringan ikat keras yang membentuk
rangka sebagian besar Vertebrata, termasuk manusia. Beberapa fungsi penting yang
dimiliki oleh tulang adalah sebagai penipang dan pemberi bentuk tubuh, sebagai
alat gerak pasif, sebagai pelindung organ-organ vital, sebagai tempat
pembentukan sel-sel darah, dan sebagai cadangan mineral.
Menurut Annga (1998:21), Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak
berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam
susunan yang teratur. Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih
kurang 30 tahun. Setelah itu ada juga perubahan yang disebut remodelling.
Tulang merupakan reservoir terbesar dari kalsium dan phosphate. 99% kalsium terdapat di tulang
(1000 gram) dari jumlah kalsium tubuh, sedangkan phosphate dalam tulang
mencapai 90% dari phosphate dalam tubuh. Dari segi bentuk, tulang dapat dibagi
menjadi: tulang pipa (seperti tulang hasta dan tibia), tulang
pipih
(seperti tulang rusuk, tulang
dada), dan tulang
pendek
(tulang-tulang telapak tangan, pergelangan tangan).Menurut letaknya tulang
dibagi dua, yaitu: Tengkorak (bagian kepala), dan rangka badan.
Menurut
Sri Pujianto (2008:67), Sebagian besar tulang tubuh terbentuk melalui
osifikasi, yaitu proses pertumbuhan kartilago menjadi tulang keras melalui
sel-sel pembentukan tulang yang disebut osteoblas. Osteoblas merupakan sel-sel
tulang yang aktif membelah, sedangkan osteosit adalah sel-sel tulang yang sudah
berhenti membelah. Contoh tulang-tulang yang berasal dari kartilago adalah
ruas-ruas tulang belakang. Tulang-tulang tengkorak dan klavikula (tulang
selangka) tidak terbentuk dari osifikasi kartilago. Tulang-tulang itu disebut
tulang-tulang dermal atau tulang-tulang membrane.tulang yang matang berada pada
tahap keseimbangan dinamis, yaitu dihancurkan dan dibentuk kembali oleh sel-sel
tulang. Proses ini memungkinkan tulang tumbuh dan beradaptasi secaar structural
terhadap perubahan dalam penggunaan mekanis. Hal tersebut juga memungkinkan
penyembuhan patah tulang. Tulang mulai tumbuh pada bayi yang masiih berada
dalam kandungan dan terus tumbuh hingga seseorang mencapai umur 25 tahun.
Sebagian besar rangka janin dalam kandungan berupa kartilago. Ketika janin
berumur delapan bulan , sebagian besar kartilagonya mulai digantikan oleh
tulang keras dalam proses yang disebut osifikasi (penulangan). Bagian lain dari
rangka, seperti tulang pipih pada ubun-ubun tengkorak, mula-mula merupakan
membrane dan secara bertahap berubah menjadi tulang keras, beberapa tetap
berupa kartilago.
Menurut Gabriel (2002:21),
Jaringan penyusun dan sifat-sifat fisik tulang dibedakan menjadi. Tulang rawan (Kartilago).
Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf
kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur
karena tulang rawan tersusun atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu
condroithin sulfat yang didalamnya terdapat serabut kolagen dan elastin. Maka
dari itu tulang rawan bersifat lentur dan lebih kuat dibandingkan dengan
jaringan ikat biasa. Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga
yang disebut lacuna yang berisi sel
tulang rawan.
Menurut Samuel (2009:1), Tulang rawan
merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan
matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam
di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam
tulang rawan, yaitu : (1) tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada
dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian; (2) tulang rawan elastis
misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva; dan (3) tulang rawan
fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis
pubis dan insersio tendo-tulang.
Menurut Rahmat (2012:16), Beberapa penyakit
umum yang mempengaruhi/ melibatkan tulang rawan tercantum di bawah ini.
1. Osteoartritis: Tulang rawan menutupi
tulang (tulang rawan artikular) adalah menipis, akhirnya benar-benar usang,
menghasilkan “tulang terhadap tulang” gerak sendi, mengurangi dan nyeri. Ost,
mempengaruhi sendi terkena stres yang tinggi dan karena itu dianggap hasil dari
“keausan” daripada penyakit yang benar. Hal ini diperlakukan oleh artroplasti,
penggantian sendi dengan sendi sintetik sering dibuat dari paduan Stainless
Steel (kobalt chromoly) dan High Polyethylene Berat Molekul (HMWPE). Kondroitin
sulfat, suatu monomer dari bagian polisakarida dari proteoglikan, telah
terbukti mengurangi gejala osteoartritis, mungkin dengan meningkatkan sintesis
matriks ekstraseluler.
2.
Trauma
pecah atau detasemen: Tulang rawan di lutut sering rusak, dan sebagian dapat
diperbaiki melalui terapi penggantian tulang rawan lutut
3.
Achondroplasia:
proliferasi kondrosit Mengurangi di piring epifisis tulang panjang selama masa
bayi dan kanak-kanak, sehingga dwarfisme.
4.
Costochondritis:
Radang tulang rawan di tulang rusuk, menyebabkan nyeri dada.
5.
Spinal
disc herniasi: kompresi asimetris dari diskus intervertebralis pecah disc
kantung-seperti, menyebabkan herniasi dari isi yang lembut. Hernia sering
menekan saraf yang berdekatan dan menyebabkan nyeri punggung.
6.
Kambuh
polychondritis: penghancuran, mungkin autoimun, tulang rawan, terutama dari
hidung dan telinga, menyebabkan pengrusakan. Kematian terjadi dengan sesak
napas sebagai laring kehilangan kekakuan dan runtuh.
Menurut
Leeson (1996: 51), Tulang rawan tumbuh dengan dua cara yaitu pertumbuhan
interstilisial dan pertumbuhan aposisional. Pertumbuhan
interstisial, yang terjadi pada tulang rawan yang relative muda yang mencakup
lunak sehingga memungkinkan pengembangan dari dalam. Pertumbuhan
aposisional, suatu proses penambahan lapis tulang rawan pada permukaannya
alibat aktivitas lapis-dalam perikondrium, yaitu pembungkus fibrosa sekeliling
tulang rawan.
Menurut
Fawcett (2002:163), Tulang rawan agak terbatas keberadaanya dalam kehidupan
pasca-lahir, namun tetap berperan penting dalam pertumbuhan memanjang tulang
panjang ekstremitas. Bila tinggi dewasa telah tecapai, model tulang rawan dari
tulang telah seluruhnya diganti oleh jaringan tulang kecuali lapisan yang
bertahan seumur hidup pada permukaan sambungan dengan tulang lain.
Menurut Leeson (1996:52), Tulang rawan
dewasa adalah jaringan non vaskuler dan digologkan berdasarkan perbedaan jenis
dan jumlah serat yang terdapat didalam matriks, antara lain ;
1. Tulang
rawan hialin, adalah jenis utama dan paling banyak dijumpai. Matriksnya
mengandung serat-serat kolagen yang tidak tampak pada sijian biasa.
2. Tulang
rawan elastin pada dasarnya serupa dengan tulang rawan hialin, memiliki lebih
banyak serat elastin yang seringkali mengumpul pada dinding lacuna yang
mengelilingi kondrosit.
3. Fibrokartilago,
yang tidak pernah sendiri tetapi secara berangsur menyatu dengan tulang rawan
hialin atau jaringan ikat padat fibrosa yang berdekatan, mengandung
seerat-serat kolagen kasar didalam matriksnya. Serat-serat berjalan parallel
dengan arah tarikan utama [pada struktur
dimana fibrokartilago merupakan bagian darinya, dan kondrosit secara khas
berderet diantara berkas kolagen, dengan sedikit matriks di sekitar sel.
Menurut
Facwett (2002:172), Tulang rawan hialin sangat terbatas kemampuan pemulihannya.
Sel-selnya tergantung pada difusi nutrient dan oksigen yang harus menempuh
jarak lumayan melalui matriks. Jika aliran darah ke jaringan sekitar tulang
rawan berkurang, sel-selnya dapat mati. Tulang rawan itu ekmudian dimasuki
pembuluh darah dan fagosit dan matriksdiserap dan diganti oleh jaringan parut.
Diduga bahwa kondrosit menghasilkan sebuah factor yang secara khas menghambat
masuknya pembuluh darah. Ekstrak tulang rawan ternyata menekan vaskularisasi
jarinagn yang umumnya dipakai dalam studi percobaan angiogenesis. Factor ini
belum berhasil diisolasi dan dipelajari.
Menurut
Sri Pujianto (2008:64), Tulang rawan hialin paling banyak ditemukan di dalam
tubuh, misalnya pada hidung, trakea, bronkus, laring, ujung tulang rusuk, dan
persendian. Matriks tulang rawan lebih banyak mengandung serabut elastin
daripada serabut kolagen. Tulang rawan hialin juga merupakan penyusun rangka
embrio,yang nantinya akan digantikan oleh tulang keras, kecuali ujung-ujung
tulang rusuk dan persendian. Tulang rawan hialin memiliki penampakan seperti
kaca (Yunani:hyalos = kaca) yang bening kebiruan.
Menurut Jhasri (2005:5), Hyaline
cartilage merupakan permukaan akhir dari suatu tulang yang membentuk sendi
synovial, yang disebut sebagai articular cartilage.
Articular cartilage sangat berperan untuk memfasilitasi gerakan
pada sendi dan dapat menyesuaikan dengan tekanan yang terjadi pada persendian.Cartilage
terdiri atas unsur air, jaringan kollagen, sel cartilage (Chondrocytes).Tidak
terdapat suplai saraf dan pembuluh darah.Kebutuhan akan oksigen dan nutrisi
didapatkannya dari jaringan disekitarnya.
Menurut Facwett (2002:170), Tulang rawan elastik ditemukan
pada telinga luar, dinding liang telinga dan liang eustachi,epiglotis, dan
tulang rawan kornikulata dan keneioform dari larin. Ia berbeda dari tulang
hialin karena lebih keruh, warna kuning, dan ebih fleksibel. Tulang rawan
elastic tidak berkembang dari pusat kondrifikasi yang sangat seluler namun didaerah
jaringan ikat primitiv yang mengandung sel mesenkim dan berkas serat yang tidak
memiliki ciri kolagen maupun elastin. Serat biasa ini biasa memperoleh ciri
pemulasan elastin dan sel-sel mesenkim menyusut cabang-cabangnya dan berkembang
menjadi kondrosit, mensekresi matriks di sekitarnya dan sekitar serat.
Pemadatan jaringan ikat sekitar tepian membentuk perikondrium. Meskipun
matriksnya kurang banyak dibandingkan tulang rawan hialin, ia sama pentingnya
bagi sifat mekanik jaringan. Hal ini secara dramatis diperlihatkan dalam
percobaan sederhana berikut. Bila papain mentah disuntikkan secara intravena ke
dalam kelinci muda, proteoglikan matriks mengalami degradasi sebagian dan
telinganya jatuh. Tetapi kondrosit dengan cepat berespon dengan mensekresikan
komponen matriks baru dan telinganya sebagian besar pulih kembali dalam 48 jam.
Menurut Anonim1 (2010 :
2), Tulang rawan fibrosa; tulang
yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen sehingga tulang rawan
fibrosa sangat kuat dan lebih kaku. Tulang ini dapat kita temukan pada discus
diantara tulang vertebrae dan pada simfisis pubis diantara 2 tulang pubis.
Menurut Facwett (2002 : 171), Fibrikartilago sangat mirip
jaringan ikat padat teratur dan keduannya sering menyatu tanpa batas tegas di
antaranya. Jadi fibrokartilago ditemukan pada tempat insersi ligament dan tendo
pada tulang. Sebagai gantinya fibroblast fusiform, kondrosit dikellingi sedikit
matriks tulang rawan tersusun berbaris diantara berkas parallel serat kolagen
tipe-I. sebagian besar fibrokartilago dalam tubh ditemukan dalam diskus
intervertebralis yang merupakan seperlima panjang tulang belakang. Vertebra
memiliki lapis tipis tulang rawan hialin pada permukaan superior dan
interiornya. Diantara lapis tulang rawan vertebra berturutan terdapat diskus
intervertebralis dengan materi gelatinosa lunak dipusatnya, yaitu nucleus
pulposus, dibatasi tepiannya oleh cincin fibrokartilago kuat, disebut annulus
fibrosus.
Menurut
Leeson (1996:53), Akhirnya, dengan meluasnya penulangan, seluruh tulang rawan
diganti dengan tulang, kecuali pada dua tempat. Tulang rawan tetap pada ujung
bebas berupa tulang rawan sendi dan berupa lempengan, yaitu lempeng atau diskus
epifiser, diantara pusat penulangan primer dan sekunder. Bila tidak ada
pet=rtumbuhan lagi, diskus epifiser telah diganti oleh tulang. Di kemudian
hari, akibat terjadinya remodeling luas, tulang spongios awal hamper seuruhnya
diganti dengan tulang kompak.
Menurut
Gabriel (2002:30), Tulang saling berhubungan melalui persendian. Tulang disusun
oleh sel-sel tulang, zat kapur, fosfor, dan zat perekat. Ruang bekas sel-sel
tulang yang telah mati disebut Lakuna. Hewan invertebrate memiliki rangka luar
(eksoskeleton) yang berfungsi sebagai pelindung tubuh bagian dalam. Sedangkan
pada hewan vertebrata memiliki rangka dalam.
Menurut
Sri Pujianto (2008:68), Rangka yang menopang tubuh orang dewasa umumnya terdiri
atas 206 tulang dan dapat dibagi menjadi dua kelompok uatama, yaitu rangka
aksial dan rangka apendikuler. Rangka aksila adalah tulang-tulang yang
membentuk sumbu tubuh, yaitu tengkorak, tulang belakang, dan tulang rusuk.
Adapun rangka apendikuler adalah tulang-tulang anggota tubuh yang secara umum
berfunsi menggerakkan tubuh. Rangka apendikuler tersusun atas tulang-tulang
kaki, gelang bahu, dan gelang panggul.
Menurut
Facwett (2002:180), Tulang kompak tersusun atas periosteum (Luar) dan endosteum
(Dalam) yang berbatasan dengan sumsum tulang. Periosteum berupa jaringan ikat
padat tidak teratur. Endosteum mempunyai komponen-komponen yang sama dengan
periosteum hanya lebih tipis. Berbatasan denga periosteum terdapat lamella
tulang sirkumferensial luar (lamella periosteum) yang terdiri atas lamella
tulang yang tersusun sejajar dengan permukaan luar tulang, sedangkan berbatasan
dengan endosteum terdapat lamella tulang sirkumferensial dalam (lamella
endosteum) yang terdiri atas lemela tulang yang sejajar dengan permukaan dala
tulang. Pada tulang kompak dikenal system Haves. System Havers dibangun oleh
saluran Haves yang dikelilingi oleh lamella Haves secara konsentris. Diantara
lamella havers terdapat rongga-rongga kecil yang disebut lacuna, tempet
osteosit. Kanalikuli adalah saluran-saluan halus dalam matriks, merupakan
tempat uluran sitoplasma osteosit. Diantara system havers terdapat lamella
tulang yang tersusun tidak teratur disebut lamella intersisial. Lacuna juga
terdapat diantara lamella intersisial, lamela tulang sirkumferensisl luar dan
lamella sirkumfernsial dalam.
Menurut Anonim2 (2011:1),
Permukaan trakea dilapisi oleh epitel
respirasi. Terdapat kelenjar serosa
pada lamina propria dan tulang
rawan hialin berbentuk C (tapal kuda), yang mana ujung bebasnya berada
di bagian posterior trakea. Cairan mukosa yang dihasilkan oleh sel goblet dan
sel kelenjar membentuk lapisan yang memungkinkan pergerakan silia untuk
mendorong partikel asing. Sedangkan tulang rawan hialin berfungsi untuk menjaga
lumen trakea tetap terbuka. Pada ujung terbuka (ujung bebas) tulang rawan
hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut terdapat ligamentum fibroelastis dan berkas otot polos yang memungkinkan
pengaturan lumen dan mencegah distensi berlebihan.
Menurut Sri Pujianto (2008:67),
Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi lima macam antara lain :
1.
Tulang
Pipa
Tulang
pipa adalah suatu tabung tulang kompak dengan tulang spons didalamnya. Sesuai
dengan namanya, tulang ini berbentuk seperti pipa, yaitu bulat, panjang, dan
berongga. Rongga tulang pipa berisi sumsum kuning dan sumsum merah. Fungsi
utama tulang pipa adalah sebagai pengungkit dan penyokong, serta untuk gerak.
2.
Tulang
Pipih
Tulang
ini berbentuk pipih dan tersusun atas dua lapis tulang kompak yang dipisahkan
oleh tulang spons. Rongga didalamnya berisi sumsum merah. Fungsi utamanya
adalah sebagai pelindung organ penting, seperti otak, jantung, paru-paru, dan
kantong kemih. Namun, beberapa jenis tulang pipih, seperti tulang belikat, dan
tulang panggul, merupakan tempat perlekatan otot.
3.
Tulang
Pendek
Tulang
ini berbentuk pendek, bulat, atau menyerupai kubus. Bagian luar tulang pendek
dibentuk oleh lapisan tipis tulang kompak. Bagian dalamnya disusun oleh tulang
spons dengan rongga-rongga yang berisi sumsum merah. Tulang pendek berfungsi
untuk menyerap goncangan yang keras dan terdapat pada persendian yang kompleks,
seperti pada persendian lutut, dan mata kaki. Selain itu, tulang pendek juga
berfungsi sebagai penyerap jika teerjadi suatu tekanan.
4.
Tulang
Tak Berbentuk (Tulang Tak Beraturan)
Dinamakan
tulang tak beraturan karena bentuk tulang ini bermacam-macam dan sulit
dideskripsikan. Tulang tak beraturan merupakan tulang yang tidak berpasangan
dan terdapat pada bidang sumbu tubuh. Fungsi tulang ini adalah sebagai
pelindung, penyokong, dan tempat perlekatan otot.
5.
Tulang
Sesamoid
Tulang
sesamoid (diambil dari bahasa inggris, sesame
= biji wijen) adalah tulang kecil yang dianggap memiliki bentuk seperti biji
wijen. Tulang ini terdapat didalam tendon yang menghubungkan tulang ke otot.
Fungsi tulang sesamoid adalah untuk mengurangi pergeseran tendon atau perubahan
jalur tendon.
Menurut Annga (1998:25), Dalam
pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan kerusakan tulang, maka
tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat
sementara karena nantinya akan diganti dengan tulang sekunder. Jaringan tulang
ini berupa anyaman, sehingga disebut sebagai woven bone. Merupakan komponen
muda yang tersusun dari serat kolagen yang tidak teratur pada osteoid. Woven
bone terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid secara cepat seperti pada
pembentukan tulang bayi dan pada dewasa ketika terjadi pembentukan susunan
tulang baru akibat keadaan patologis.
BAB
III
METODE PRATIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Pratikum dilaksanakan
pada pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB, Hari Kamis, tanggal 29
Maret 2012. Bertempat di Laboratorium Biologi, Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas PGRI, Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan pada pratikum ini yaitu mikroskop. Bahan-bahan yang digunakan dalam
pratikum ini yaitu preparat apusan seperti: Preparat tulang rawan fetus, Preparat tulang rawan fibrosa (Diskus
Interverteoralis), Preparat
tulang rawan elastic (Epialotis), Preparat
tulang rawan hialin trakea, Preparat
tulang keras, Preparat
tulang compact Bone pl, dan Preparat
tulang Hyaline.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja
pratikum ini adalah : Siapkan
mikroskop, dan preparat-preparat apusan tersebut,
Letakkan preparat-preparat apusan tersebut satu persatu
diatas meja mikroskop, Amati bentuk preparat-preparat tersebut dan gambarkan
hasil pengamatan, Lengkapi gambar dengan keterangan yang jelas, kemudian membuat
pembahasan hasil pengamatan beserta
kesimpulannya.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan, dapat diketahiu ciri-ciri atau bagian-bagian
jaringan
tulang. Bila dilihat dari hasil gambar yang didapat dari masing-masing bahan
dapat dijelaskan bahwa :
1.
Gambar I : Jaringan Tulang Rawan Fetus
Matriks
pucat
|
Ff Kondroblas janin
|
Kondroblas
permukaan agak gepeng
|
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum : Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Homonidae
Genus : Homo
Spesies : Homo
sapiens
(Sumber :
Eroschenko Victor P.2003.Atlas Histologi
.EGC.Jakarata.Hlm: 41)
Deskripsi :
Kebanyakan model terdiri atas kondroblas
muda yang masih mirip mesenkim, dengan inti sferis dan cabang-cabang
sitoplasma. Lakuna belum terbentuk pada tahap ini. Kondroblas berjumlah banyak,
berkumpul didaerah tertentu dan tersebar secara acak dalam tulang rawan tanpa
membentuk kelompok isogen. Matriks tulang rawan disekresikan pada tahap
perkembanagn ini. Di tepi model tulang rawan (sebelah kiri), berkumpul sel-sel
mesenkim, tersusun paralel. Inti sel-sel ini gepeng memanjang, dan membrane sel
tidak tampak jelas. Daerah ditepi tulang rawan ini berkembang menjadi
perikondrium, yaitu lembaran jaringan ikat padat yang mengelilingi tulang rawan
hialain dan elstis. (Eroschenko 2003 : 40)
2.
Gambar
II : Jaringan Tulang Rawan Fibrosa (Diskus Interteoralis)
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum
:
Chordata
Kelas
:
Mamalia
Ordo :
Primata
Famili :
Homonidae
Genus :
Homo
Spesies
: Homo sapiens
(Sumber : Eroschenko Victor P.2003.Atlas Histologi .EGC.Jakarata.Hlm:43)
Deskripsi :
Pada tulang rawan fibrosa (fibrokartilago),
matriks ditembus oleh serat kolagen yang sering tersusun paralel seperti yang
tampak pada tendo. Kondrosit kecil didalam lakuna umumnya tersebar berderet
didalam matriks fibrosanya, bukan tersebar acak atau dalam kelompok isogen seperti
pada tulang rawan atau elastik. Semua kondosit dan lakuna mempunyai ukuran
serupa : tidak ada gradasi dari kondrosit pusat yang lebih besar menjadi
sel-sel tepian yang lebih kecil dan gepeng. Perikondrium yang biasanya terdapat
pada sekitar tulang rawan hialin dan elastik, tidak ada disini karena tulang
rawan fibrosa umumnya membentuk daerah peralihan antara tulang rawan hialin dan
tendo atau ligament. Serat kolagen mungkin begitu padat sehingga matriks tidak
tampa; dalam hal ini, kondrosit dan lakuna tampak menggepeng. Serat-serat dalam
satu berkas mungkin paralel, namun arah berkasnya dapat beragam.(
Eroschenko 2003 : 42)
3.
Gambar III : Jaringan Tulang Rawan
Elastis (Epialotis)
Perikondrium
|
Kondrosit
|
Matriks
elastin
|
|
Kondrosit
kecil dan besar
|
Nukleus
kondrosit
|
Serat
elasrtin
|
(Sumber : Eroschenko Victor P.2003.Atlas Histologi .EGC.Jakarata.Hlm:43)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mamalia
Ordo :
Primata
Famili :
Homonidae
Genus :
Homo
Spesies :
Homo sapiens
Deskripsi :
Tulang
rawan elatis berbeda denga tulang rawan hialin, terutama oleh banyak serat
elstin di dalam matriks. Serat elastin tampak sebagai serat ungu tua.
Serta-serat yang memasuki matriks tulang rawan dari perikondrium umumnya
sebagai serat-serta kesil, dan disebarkan berupa serat-serta yang bercabang dan
beranastomosis dengan berbagai ukuran. Densitas star dalam matriks diantara
tulang rawan elastic, juga diantara daerah berbeda pada tulang rawan yang sama.
Seperti pada tulang rawan hialin, kondrosit yang lebih besar didalam lacuna
terlihat pada bagian dalam lempeng. Yang lebih kecil terdapat lebih ke tepi;
yang terakhir ini akhirnya beralih menjadi fibroblast dalam perikondrium. (Eroschenko
2003 : 42)
4.
Gambar IV : Jaringan Tulang Rawan Hialin
Trakea
Kelenjar
trakea
|
5.
Perikondrium
|
Saluran
keluar kelenjar
|
Jaringan
ikat
|
Asinus
serosa
|
Perikondrium
|
Jaringan
ikat
|
Perikondrium
: lapisan dalam atau lapisan kondrogenik
|
Kondrosit
berdiferensiasi
|
Kelompok
isogen kondrosit
|
Kondrosit
muda
|
Kondrosit
|
Matriks
teritorial
|
Matriks
interteritorial
|
Kapsul
lakuna
|
Fibroblas
perikondrium
|
(Sumber : Eroschenko Victor P.2003.Atlas Histologi .EGC.Jakarata.Hlm:41)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mamalia
Ordo :
Primata
Famili :
Homonidae
Genus :
Homo
Spesies :
Homo sapiens
Deskripsi :
Lakuna dan kondrosit yang tampak tunggal atau dalam kelompok
isogen. Karena kondrosit memenuhi lakunanya, maka hanya tampak bagian tepi lakuna,
yaitu kapsul tulang rawan. Lakuna dan kondrosit dibagian tengah tulang rawan
tampak besar-besar dan bulat, yang secara progresif menggepeng saat bermigrasi
kearah tepi; sel-sel gepeng inilah disebut kondrosit muda. Matriks
interteritorial (interselular) tampak lebih pucat, sedangkan matriks
territorial tampak lebih gelap. Sebuah perikondrium jaringan ikat padat
mengelilingi seluruh lempeng tulang rawan. ( Eroschenko 2003 : 40)
6. Gambar
V : Jaringan Tulang Keras
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum :
Chordata
Kelas
:
Mamalia
Ordo :
Primata
Famili :
Homonidae
Genus :
Homo
Spesies :Homo sapiens
Deskripsi
:
Tulang keras merupakan bagian utama pada kerangka
dewasa. Sususnannya terdiri sari sedikit sel-sel, dan matriksnya diperkuat
dengan zat kapur, sehingga kuat dan kersa. Berdasarkan strukturnya, tulang
keras dibedakan menjadi tulang kompak (padat) dan tulang spons. Sedangkan
berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi tulang pipih, tulang pendek, dan tulang
panjang. Rongga di dalam tulang berisi sumsum tulang asa dua macam yaitu sumsum
kering dan susmsum merah. Pertumbuhan tulang terjadi pada tulang rawan
embrional dan kemudian pada cakra epitise. (Anonim1 2010 : 6)
7.
Gambar VI : Jaringan Tulang Compact Bone
pl
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum :
Chordata
Kelas
:
Mamalia
Ordo :
Primata
Famili :
Homonidae
Genus :
Homo
Spesies
: Homo sapiens
Deskripsi :
Tulang Compact
bone Cortical,
identik dengan tulang kompak, adalah salah satu dari dua jenis jaringan osseous
yang membentuk tulang. Tulang kortikal memfasilitasi fungsi utama tulang ini:
untuk menyediakan tuas untuk bergerak, dan unsur-unsur menyimpan dan melepaskan
kimia, terutama kalsium. Seperti namanya, bentuk tulang cortical korteks, atau
kulit terluar, dari sebagian besar tulang. Selain itu, lebih keras, kuat dan
kaku dari tulang cancellous. Tulang kortikal menyumbang sekitar 80% dari berat
kerangka manusia. Unit anatomis dan fungsional utama tulang kortikal adalah
osteon tersebut.(Lisa
1999: 3)
Pada
tulang kompak, susunan lamel ditentukan oleh penyebaran pembuluh darah, yang
terletak dalam saluran di dalam matriks. Saluran Volkmann memasuki tulang dan
berhubungan dengan saluran Havers yang berjalan memanjang sesuai sumbu tulang.
Setiap saluran Havers dikelilingi oleh sejumlah lamel kosentris. Lamel-lamel,
sel-sel dan saluran di pusat bersama-aama menyusun system Havers. Disisni
beberapa system Havers terpotong melintang. Setiap saluran Hvers dikelilingi
oleh lamel dan lacuna yang semasa hidup berisikan osteosit, terdapat diantara
lamel-lamel. Dibagian kanan bawah terdapat kelompok kecil lamel interstisial.
Lamel ini adalh sisa system Havers yang sebagian dihancurkan selama terjadi
rekonstruksi intern pada tulang.
(Leeson 1996:58)
8.
Gambar VII : Jaringan Tulang Hyaline
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Homonidae
Genus
: Homo
Spesies
: Homo
sapiens
Deskripsi :
Tulang rawan hialin matriksnya bening kebiruan.
Terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin tulang rawan pada batanng
tenggorokan dan cabang batang tenggorokan, ujung tulang rusuk yang melekat pada
tulang dada dan pada ujung tulang panjang. Kartilago hialin merupakan bagian
terbesar dari kerangka embrio juga membantu pergerakan persendian, menguatkan
saluran pernapasan, member kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan
member kemungkinan tulang rusuk bergerak saat bernapas. (Anonim12011:8)
Tulang rawan hialin terdiri atas serabut kolagen
yang terbenam dalam bahan dasar yang bening sepeti kaca dan ulet. Kuat dan
elastic dan dijumpai menutupi ujung tulang pipa sebagai tulang rawan sendi.
Juga pada tulang rawan iga, pada hidung, laring, takea, dan pada bronkus supaya
tetap terbuka. Juga membentuk tulang rawan sementara yang kemudian akan
dibentuk menjadi tulang. Pada embrio dan janin yang sedang tumbuh bertugas
sebagai penyangga sementara untuk mendukung jarinagn lainnya sampai berbentuk
tulang rawan yang menggantikannya. Sel tulang rawan hialin pada dasarnya
disusun dalam kelompok-kelompok kecil didalam matriks yang kuat.(Jhasri
2005:11)
BAB
V
KESIMPULAN
Dari
hasil dan penbahasan pada pratikum yang dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Alat gerak manusia dapat dibedakan
menjadi gerak pasif dan gerak aktif. Alat gerak pasif adalah tulang dan alat
gerak aktif adalah otot. Sebagai gerak pasif, tulang merupakan tempat
perlekatan otot.
2.
Berdasarkan penyusunnya, tulang dapat
dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras. Tulang rawan bersifat lentur
tetapi kuat, tersusun atas sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit, serabut
elastin, serabut fibrosa, atau serabut kolagen. Tulang keras tersusun atas
sel-sel tulang keras yang disebut osteosit. Osteosit dibentuk oleh sel-sel
osteoblas. Matriks tulang keras
mengandung berbagai mineral.
3.
Tulang
rawan adalah bentuk khusus jaringan ikat, dengan fungsi utama menyokong
jaringan lunak. Tulang ini terdiri atas sel-sel (kondrosit dan kondroblast) dan
matriks (serat dan subtansi dasar). Matriksnya mengan dung serat kolagen dan
serat elastic yang member kekuatan dan kelenturan. Akibatnya tulang rawan memiliki
kekuatan regang, penyokong structural, dan memungkinkan fleksibelitas tanpa
distorsi.(eros 39)
4.
Tulang rawan
elastik adalah tulang yang mengandung serabut-serabut
elastis. Tulang rawan elastis dapat kita temukan pada daun telinga, tuba
eustachii (pada telinga) dan laring.
DAFTAR
PUSTAKA
Annga.1998.Perbedaan Sel Tumbuhan dan Hewan
http//berfikir menjawab.blogspot.com/1993.Artikel.diakses 04/04/2011
Anonim1 2010.Jaringan-Tulang
http://www.gudangmateri.com/2010/07/jaringan-penyusun-dan-matrix-tulang.html.Artikel.diakses 29/03/2012
Anonim2
2011.Sistem Pernapasan
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/histologi-sistem-pernapasan/.Artikel.diakses 29/03/2012
Don W,Fawcett.2002. Buku Ajar Histologi.Buku Kedokteran EGC.-ed.12.-Jakarta
: xix-889 hlm
Gabriel.2002.Jaringan
Tulang
Jhasri.2005.Tulang Rawan
Lisa.1999.Tulang Kompak
Leeson,C.Roland.1996.Buku Ajar
Histologi.Buku Kedokteran EGC.-ed.5.-
Jakarta : xi-622 hlm
Meylin 2008.Sains Biologi.Ganeca Exact.Bandung : vi+130 hlm
Nani,Rahmat.2012.Sistem Gerak
Pujianto, Sri.2008.Menjelajah Dunia Biologi 2.Tiga
Serangkai.Solo : xii-324 hlm
Sinaga,Samuel.2009.Histologi
Victor
P.Eroschenko.2003.Atlas Histologi.EGC.Jakarta
: xiv-361 hlm
LAPORAN
PRATIKUM
Tulang
rawan
|
DISUSUN
OLEH :
FEBRY
AYU ANGGRAINI
2011.411.010
Guru
pembimbing : Vita Sulistya, S.si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS
PGRI PALEMBANG
2011/2012