Senin, 07 Mei 2012

LAPORAN HISTOLOGI TULANG RAWAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tulang (jaringan oseosa) adalah sejenis jaringan ikat kaku yang menyususn sebagian besar kerangka dewasa. Matriksnya mengandung unsure anorganik, terutama kalsium fosfat, yang merupakan lebih kurang sua pertiga berat tulang. Secara makroskopik, tulang itu berbentuk spongiosa (kanselosa) atau kompak (padat). Perbedaan keduannya tergantung pada jumlah relative zat padat dan ukuran serta jumlah celah-celah padanya. Keduanya mengandung unsure histologis sama; sel-sel tulang 9 sel osteoprogenitor, osteoblas, osteosit, dan oteoklas) dan matriks. Osteosit terletak dalam rongga kecil atau lacuna dalam matriks, yang terdiri atas serta kolagen (osteo-kolagen) tergabung dalam berkas dengan substansi semen diantaranya yang mengandung garam anorganik. Secara khas, matriks ini tersusun dalam lapisan-lapisan atau lamen-lamen dan diterobos kanalikuli halus yang menghubungkan lacuna berdekatan dan untuk sebagian berisikan cabang sitoplama halus dari osteosit. Permukaan luar tulang dibungkus oleh selubung fibrosa (periosteum), dan lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum dan sebagian pelapis meluas ke dalam sistem kanalikuli dari tulang kompak. (Leeson 1996:52)
Coba kita perhatikan pohon-pohon besar yang ada di sekitar kita. Walaupun bobot tubuhnya sangat berat, pohon-pohon tersebut dapat berdiri tegak di atas tanah. Hal itu disebabkan oleh adanya dinding sel yang keras pada sel-sel pohon (tumbuhan) tersebut. Manusia, seperti juga hewan, tidak memiliki dinding sel pada sel-sel tubuhnya. Kendati demikian, tubuh kita juga dapat berdiri tegak dan tidak jatih lunglai. Hal tersebut disebabkan tubuh kita memiliki suatu system penunjang yang dinamakan system rangka. System rangka merupakan kumpulan tulang penyususn dan penyokong tubuh kita. (Sri Pujianto 2008:63)
Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran pernafasan,memberi kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan memberi kemungkinan tulang rusuk bergerak ketika kita masih bayi kita memiliki tangan yang mungil, kaki yang mungil dan semuanya serba mungil . Perlahan, ketika kita tumbuh dewasa semuanya membesar termasuk tulang kita dan ketika kita masih bayi kita memiliki sekitar 300 tulang. Namun ketika kita beranjak dewasa beberapa dari tulang-tulang ini ada yang melebur hingga akhirnya menjadi 206 tulang. Dari 206  tulang ini terdapat beberapa jenis tulang. Jenis-jenis tulang ini ada yang dibedakan berdasarkanmatriksnya dan ada yang berdasarkan jaringan dan sifat fisik (keras tidaknya) tulang. (Meylin 2008:23 )    
Tulang memiliki kombinasi sifat fisik luar biasa kuat dan tahan kompresi, dan sedikit elastic, dan sekaligus merupakan materi yang relative ringan. Pada semua tingkatan organisasi tulang, dari bentuk kasarnya sampai struktur submikroskopinya, konstruksinya menjamin kekuatan secara ekonomis (materi) dan berat minimal. Namun dengan segala kekuatan dan kekerasannya, tulang adalah materi hidup yang dinamis, secara tetap diperbaharui dan dikonstruksi ulang seumur hidup. Karena ada reorganisasi intern terus dan berespon terhadap kekuatan dari luar, maka dapat dimodifikasi melalui bedah dan alat bantu bedah tulang atau ortodontis. Bila tidak dipakai dapat berakibat atrofil disertai hilangnya sedikit substansi dan peningkatan pemakaian diserta hipertrofil, engan sedikit penambahan massa tulang. Tulang juga cukup responsive terhadap pengaruh metabolic, nutrisional, dan endokrin. (Fawcett 2002:174)


1.2  Tujuan
      Adapun tujuan pratikum ini adalah untuk mengenali dan dapat membedakan berbagai jenis-jenis tulang melalui mikroskop, serta mengetahui bentuk-bentuk tulang yang ada pada organ tubuh mahkluk hidup khususnya pada manusia dan hewan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sri Pujianto (2008:63), Tulang merupakan jaringan ikat keras yang membentuk rangka sebagian besar Vertebrata, termasuk manusia. Beberapa fungsi penting yang dimiliki oleh tulang adalah sebagai penipang dan pemberi bentuk tubuh, sebagai alat gerak pasif, sebagai pelindung organ-organ vital, sebagai tempat pembentukan sel-sel darah, dan sebagai cadangan mineral.
Menurut Annga (1998:21), Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur. Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih kurang 30 tahun. Setelah itu ada juga perubahan yang disebut remodelling. Tulang merupakan reservoir terbesar dari kalsium dan phosphate. 99% kalsium terdapat di tulang (1000 gram) dari jumlah kalsium tubuh, sedangkan phosphate dalam tulang mencapai 90% dari phosphate dalam tubuh. Dari segi bentuk, tulang dapat dibagi menjadi: tulang pipa (seperti tulang hasta dan tibia), tulang pipih (seperti tulang rusuk, tulang dada), dan tulang pendek (tulang-tulang telapak tangan, pergelangan tangan).Menurut letaknya tulang dibagi dua, yaitu: Tengkorak (bagian kepala), dan rangka badan.
Menurut Sri Pujianto (2008:67), Sebagian besar tulang tubuh terbentuk melalui osifikasi, yaitu proses pertumbuhan kartilago menjadi tulang keras melalui sel-sel pembentukan tulang yang disebut osteoblas. Osteoblas merupakan sel-sel tulang yang aktif membelah, sedangkan osteosit adalah sel-sel tulang yang sudah berhenti membelah. Contoh tulang-tulang yang berasal dari kartilago adalah ruas-ruas tulang belakang. Tulang-tulang tengkorak dan klavikula (tulang selangka) tidak terbentuk dari osifikasi kartilago. Tulang-tulang itu disebut tulang-tulang dermal atau tulang-tulang membrane.tulang yang matang berada pada tahap keseimbangan dinamis, yaitu dihancurkan dan dibentuk kembali oleh sel-sel tulang. Proses ini memungkinkan tulang tumbuh dan beradaptasi secaar structural terhadap perubahan dalam penggunaan mekanis. Hal tersebut juga memungkinkan penyembuhan patah tulang. Tulang mulai tumbuh pada bayi yang masiih berada dalam kandungan dan terus tumbuh hingga seseorang mencapai umur 25 tahun. Sebagian besar rangka janin dalam kandungan berupa kartilago. Ketika janin berumur delapan bulan , sebagian besar kartilagonya mulai digantikan oleh tulang keras dalam proses yang disebut osifikasi (penulangan). Bagian lain dari rangka, seperti tulang pipih pada ubun-ubun tengkorak, mula-mula merupakan membrane dan secara bertahap berubah menjadi tulang keras, beberapa tetap berupa kartilago.
Menurut Gabriel (2002:21), Jaringan penyusun dan sifat-sifat fisik tulang dibedakan menjadi. Tulang rawan (Kartilago). Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang didalamnya terdapat serabut kolagen dan elastin. Maka dari itu tulang rawan bersifat lentur dan lebih kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa. Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna yang berisi sel tulang rawan.
Menurut Samuel (2009:1), Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu : (1) tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian; (2) tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva; dan (3) tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis pubis dan insersio tendo-tulang.
Menurut Rahmat (2012:16), Beberapa penyakit umum yang mempengaruhi/ melibatkan tulang rawan tercantum di bawah ini.
1.       Osteoartritis: Tulang rawan menutupi tulang (tulang rawan artikular) adalah menipis, akhirnya benar-benar usang, menghasilkan “tulang terhadap tulang” gerak sendi, mengurangi dan nyeri. Ost, mempengaruhi sendi terkena stres yang tinggi dan karena itu dianggap hasil dari “keausan” daripada penyakit yang benar. Hal ini diperlakukan oleh artroplasti, penggantian sendi dengan sendi sintetik sering dibuat dari paduan Stainless Steel (kobalt chromoly) dan High Polyethylene Berat Molekul (HMWPE). Kondroitin sulfat, suatu monomer dari bagian polisakarida dari proteoglikan, telah terbukti mengurangi gejala osteoartritis, mungkin dengan meningkatkan sintesis matriks ekstraseluler.
2.       Trauma pecah atau detasemen: Tulang rawan di lutut sering rusak, dan sebagian dapat diperbaiki melalui terapi penggantian tulang rawan lutut
3.       Achondroplasia: proliferasi kondrosit Mengurangi di piring epifisis tulang panjang selama masa bayi dan kanak-kanak, sehingga dwarfisme.
4.       Costochondritis: Radang tulang rawan di tulang rusuk, menyebabkan nyeri dada.
5.       Spinal disc herniasi: kompresi asimetris dari diskus intervertebralis pecah disc kantung-seperti, menyebabkan herniasi dari isi yang lembut. Hernia sering menekan saraf yang berdekatan dan menyebabkan nyeri punggung.
6.       Kambuh polychondritis: penghancuran, mungkin autoimun, tulang rawan, terutama dari hidung dan telinga, menyebabkan pengrusakan. Kematian terjadi dengan sesak napas sebagai laring kehilangan kekakuan dan runtuh.     
        Menurut Leeson (1996: 51), Tulang rawan tumbuh dengan dua cara yaitu pertumbuhan interstilisial dan pertumbuhan aposisional. Pertumbuhan interstisial, yang terjadi pada tulang rawan yang relative muda yang mencakup lunak sehingga memungkinkan pengembangan dari dalam. Pertumbuhan aposisional, suatu proses penambahan lapis tulang rawan pada permukaannya alibat aktivitas lapis-dalam perikondrium, yaitu pembungkus fibrosa sekeliling tulang rawan.
Menurut Fawcett (2002:163), Tulang rawan agak terbatas keberadaanya dalam kehidupan pasca-lahir, namun tetap berperan penting dalam pertumbuhan memanjang tulang panjang ekstremitas. Bila tinggi dewasa telah tecapai, model tulang rawan dari tulang telah seluruhnya diganti oleh jaringan tulang kecuali lapisan yang bertahan seumur hidup pada permukaan sambungan dengan tulang lain.
        Menurut Leeson (1996:52), Tulang rawan dewasa adalah jaringan non vaskuler dan digologkan berdasarkan perbedaan jenis dan jumlah serat yang terdapat didalam matriks, antara lain ;
1.      Tulang rawan hialin, adalah jenis utama dan paling banyak dijumpai. Matriksnya mengandung serat-serat kolagen yang tidak tampak pada sijian biasa.
2.      Tulang rawan elastin pada dasarnya serupa dengan tulang rawan hialin, memiliki lebih banyak serat elastin yang seringkali mengumpul pada dinding lacuna yang mengelilingi kondrosit.
3.      Fibrokartilago, yang tidak pernah sendiri tetapi secara berangsur menyatu dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat padat fibrosa yang berdekatan, mengandung seerat-serat kolagen kasar didalam matriksnya. Serat-serat berjalan parallel dengan arah tarikan  utama [pada struktur dimana fibrokartilago merupakan bagian darinya, dan kondrosit secara khas berderet diantara berkas kolagen, dengan sedikit matriks di sekitar sel.
Menurut Facwett (2002:172), Tulang rawan hialin sangat terbatas kemampuan pemulihannya. Sel-selnya tergantung pada difusi nutrient dan oksigen yang harus menempuh jarak lumayan melalui matriks. Jika aliran darah ke jaringan sekitar tulang rawan berkurang, sel-selnya dapat mati. Tulang rawan itu ekmudian dimasuki pembuluh darah dan fagosit dan matriksdiserap dan diganti oleh jaringan parut. Diduga bahwa kondrosit menghasilkan sebuah factor yang secara khas menghambat masuknya pembuluh darah. Ekstrak tulang rawan ternyata menekan vaskularisasi jarinagn yang umumnya dipakai dalam studi percobaan angiogenesis. Factor ini belum berhasil diisolasi dan dipelajari.
Menurut Sri Pujianto (2008:64), Tulang rawan hialin paling banyak ditemukan di dalam tubuh, misalnya pada hidung, trakea, bronkus, laring, ujung tulang rusuk, dan persendian. Matriks tulang rawan lebih banyak mengandung serabut elastin daripada serabut kolagen. Tulang rawan hialin juga merupakan penyusun rangka embrio,yang nantinya akan digantikan oleh tulang keras, kecuali ujung-ujung tulang rusuk dan persendian. Tulang rawan hialin memiliki penampakan seperti kaca (Yunani:hyalos = kaca) yang bening kebiruan.
Menurut Jhasri (2005:5), Hyaline cartilage merupakan permukaan akhir dari suatu tulang yang membentuk sendi synovial, yang disebut sebagai articular cartilage.   Articular cartilage  sangat berperan untuk memfasilitasi gerakan pada sendi dan dapat menyesuaikan dengan tekanan yang terjadi pada persendian.Cartilage terdiri atas unsur air, jaringan kollagen, sel cartilage (Chondrocytes).Tidak terdapat suplai saraf dan pembuluh darah.Kebutuhan akan oksigen dan nutrisi didapatkannya dari jaringan disekitarnya.
        Menurut Facwett (2002:170), Tulang rawan elastik ditemukan pada telinga luar, dinding liang telinga dan liang eustachi,epiglotis, dan tulang rawan kornikulata dan keneioform dari larin. Ia berbeda dari tulang hialin karena lebih keruh, warna kuning, dan ebih fleksibel. Tulang rawan elastic tidak berkembang dari pusat kondrifikasi yang sangat seluler namun didaerah jaringan ikat primitiv yang mengandung sel mesenkim dan berkas serat yang tidak memiliki ciri kolagen maupun elastin. Serat biasa ini biasa memperoleh ciri pemulasan elastin dan sel-sel mesenkim menyusut cabang-cabangnya dan berkembang menjadi kondrosit, mensekresi matriks di sekitarnya dan sekitar serat. Pemadatan jaringan ikat sekitar tepian membentuk perikondrium. Meskipun matriksnya kurang banyak dibandingkan tulang rawan hialin, ia sama pentingnya bagi sifat mekanik jaringan. Hal ini secara dramatis diperlihatkan dalam percobaan sederhana berikut. Bila papain mentah disuntikkan secara intravena ke dalam kelinci muda, proteoglikan matriks mengalami degradasi sebagian dan telinganya jatuh. Tetapi kondrosit dengan cepat berespon dengan mensekresikan komponen matriks baru dan telinganya sebagian besar pulih kembali dalam 48 jam.
        Menurut Anonim1 (2010 : 2), Tulang rawan fibrosa; tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku. Tulang ini dapat kita temukan pada discus diantara tulang vertebrae dan pada simfisis pubis diantara 2 tulang pubis.
        Menurut Facwett (2002 : 171), Fibrikartilago sangat mirip jaringan ikat padat teratur dan keduannya sering menyatu tanpa batas tegas di antaranya. Jadi fibrokartilago ditemukan pada tempat insersi ligament dan tendo pada tulang. Sebagai gantinya fibroblast fusiform, kondrosit dikellingi sedikit matriks tulang rawan tersusun berbaris diantara berkas parallel serat kolagen tipe-I. sebagian besar fibrokartilago dalam tubh ditemukan dalam diskus intervertebralis yang merupakan seperlima panjang tulang belakang. Vertebra memiliki lapis tipis tulang rawan hialin pada permukaan superior dan interiornya. Diantara lapis tulang rawan vertebra berturutan terdapat diskus intervertebralis dengan materi gelatinosa lunak dipusatnya, yaitu nucleus pulposus, dibatasi tepiannya oleh cincin fibrokartilago kuat, disebut annulus fibrosus.
Menurut Leeson (1996:53), Akhirnya, dengan meluasnya penulangan, seluruh tulang rawan diganti dengan tulang, kecuali pada dua tempat. Tulang rawan tetap pada ujung bebas berupa tulang rawan sendi dan berupa lempengan, yaitu lempeng atau diskus epifiser, diantara pusat penulangan primer dan sekunder. Bila tidak ada pet=rtumbuhan lagi, diskus epifiser telah diganti oleh tulang. Di kemudian hari, akibat terjadinya remodeling luas, tulang spongios awal hamper seuruhnya diganti dengan tulang kompak.
Menurut Gabriel (2002:30), Tulang saling berhubungan melalui persendian. Tulang disusun oleh sel-sel tulang, zat kapur, fosfor, dan zat perekat. Ruang bekas sel-sel tulang yang telah mati disebut Lakuna. Hewan invertebrate memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang berfungsi sebagai pelindung tubuh bagian dalam. Sedangkan pada hewan vertebrata memiliki rangka dalam.
Menurut Sri Pujianto (2008:68), Rangka yang menopang tubuh orang dewasa umumnya terdiri atas 206 tulang dan dapat dibagi menjadi dua kelompok uatama, yaitu rangka aksial dan rangka apendikuler. Rangka aksila adalah tulang-tulang yang membentuk sumbu tubuh, yaitu tengkorak, tulang belakang, dan tulang rusuk. Adapun rangka apendikuler adalah tulang-tulang anggota tubuh yang secara umum berfunsi menggerakkan tubuh. Rangka apendikuler tersusun atas tulang-tulang kaki, gelang bahu, dan gelang panggul.
Menurut Facwett (2002:180), Tulang kompak tersusun atas periosteum (Luar) dan endosteum (Dalam) yang berbatasan dengan sumsum tulang. Periosteum berupa jaringan ikat padat tidak teratur. Endosteum mempunyai komponen-komponen yang sama dengan periosteum hanya lebih tipis. Berbatasan denga periosteum terdapat lamella tulang sirkumferensial luar (lamella periosteum) yang terdiri atas lamella tulang yang tersusun sejajar dengan permukaan luar tulang, sedangkan berbatasan dengan endosteum terdapat lamella tulang sirkumferensial dalam (lamella endosteum) yang terdiri atas lemela tulang yang sejajar dengan permukaan dala tulang. Pada tulang kompak dikenal system Haves. System Havers dibangun oleh saluran Haves yang dikelilingi oleh lamella Haves secara konsentris. Diantara lamella havers terdapat rongga-rongga kecil yang disebut lacuna, tempet osteosit. Kanalikuli adalah saluran-saluan halus dalam matriks, merupakan tempat uluran sitoplasma osteosit. Diantara system havers terdapat lamella tulang yang tersusun tidak teratur disebut lamella intersisial. Lacuna juga terdapat diantara lamella intersisial, lamela tulang sirkumferensisl luar dan lamella sirkumfernsial dalam.
Menurut Anonim2 (2011:1), Permukaan trakea dilapisi oleh epitel respirasi. Terdapat kelenjar serosa pada lamina propria dan tulang rawan hialin berbentuk C (tapal kuda), yang mana ujung bebasnya berada di bagian posterior trakea. Cairan mukosa yang dihasilkan oleh sel goblet dan sel kelenjar membentuk lapisan yang memungkinkan pergerakan silia untuk mendorong partikel asing. Sedangkan tulang rawan hialin berfungsi untuk menjaga lumen trakea tetap terbuka. Pada ujung terbuka (ujung bebas) tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut terdapat ligamentum fibroelastis dan berkas otot polos yang memungkinkan pengaturan lumen dan mencegah distensi berlebihan.
Menurut Sri Pujianto (2008:67), Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi lima macam antara lain :
1.      Tulang Pipa
Tulang pipa adalah suatu tabung tulang kompak dengan tulang spons didalamnya. Sesuai dengan namanya, tulang ini berbentuk seperti pipa, yaitu bulat, panjang, dan berongga. Rongga tulang pipa berisi sumsum kuning dan sumsum merah. Fungsi utama tulang pipa adalah sebagai pengungkit dan penyokong, serta untuk gerak.
2.      Tulang Pipih
Tulang ini berbentuk pipih dan tersusun atas dua lapis tulang kompak yang dipisahkan oleh tulang spons. Rongga didalamnya berisi sumsum merah. Fungsi utamanya adalah sebagai pelindung organ penting, seperti otak, jantung, paru-paru, dan kantong kemih. Namun, beberapa jenis tulang pipih, seperti tulang belikat, dan tulang panggul, merupakan tempat perlekatan otot.
3.      Tulang Pendek
Tulang ini berbentuk pendek, bulat, atau menyerupai kubus. Bagian luar tulang pendek dibentuk oleh lapisan tipis tulang kompak. Bagian dalamnya disusun oleh tulang spons dengan rongga-rongga yang berisi sumsum merah. Tulang pendek berfungsi untuk menyerap goncangan yang keras dan terdapat pada persendian yang kompleks, seperti pada persendian lutut, dan mata kaki. Selain itu, tulang pendek juga berfungsi sebagai penyerap jika teerjadi suatu tekanan.
4.      Tulang Tak Berbentuk (Tulang Tak Beraturan)
Dinamakan tulang tak beraturan karena bentuk tulang ini bermacam-macam dan sulit dideskripsikan. Tulang tak beraturan merupakan tulang yang tidak berpasangan dan terdapat pada bidang sumbu tubuh. Fungsi tulang ini adalah sebagai pelindung, penyokong, dan tempat perlekatan otot.
5.      Tulang Sesamoid
Tulang sesamoid (diambil dari bahasa inggris, sesame = biji wijen) adalah tulang kecil yang dianggap memiliki bentuk seperti biji wijen. Tulang ini terdapat didalam tendon yang menghubungkan tulang ke otot. Fungsi tulang sesamoid adalah untuk mengurangi pergeseran tendon atau perubahan jalur tendon.
Menurut Annga (1998:25), Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan kerusakan tulang, maka tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara karena nantinya akan diganti dengan tulang sekunder. Jaringan tulang ini berupa anyaman, sehingga disebut sebagai woven bone. Merupakan komponen muda yang tersusun dari serat kolagen yang tidak teratur pada osteoid. Woven bone terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid secara cepat seperti pada pembentukan tulang bayi dan pada dewasa ketika terjadi pembentukan susunan tulang baru akibat keadaan patologis.








BAB III
METODE PRATIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum dilaksanakan pada pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB, Hari Kamis, tanggal 29 Maret 2012. Bertempat di Laboratorium Biologi, Laboratorium  Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas PGRI, Palembang.

3.2  Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada pratikum ini yaitu mikroskop. Bahan-bahan yang digunakan dalam pratikum ini yaitu preparat apusan seperti: Preparat tulang rawan fetus, Preparat tulang rawan fibrosa (Diskus Interverteoralis), Preparat tulang rawan elastic (Epialotis), Preparat tulang rawan hialin trakea, Preparat tulang keras, Preparat tulang compact Bone pl, dan Preparat tulang Hyaline.

3.3  Cara Kerja
Adapun cara kerja pratikum ini adalah : Siapkan mikroskop, dan preparat-preparat apusan tersebut, Letakkan preparat-preparat apusan tersebut satu persatu diatas meja mikroskop, Amati bentuk preparat-preparat tersebut dan gambarkan hasil pengamatan, Lengkapi gambar dengan keterangan yang jelas, kemudian membuat pembahasan  hasil pengamatan beserta kesimpulannya.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, dapat diketahiu ciri-ciri atau bagian-bagian
jaringan tulang. Bila dilihat dari hasil gambar yang didapat dari masing-masing bahan dapat dijelaskan bahwa :
1.      Gambar I : Jaringan Tulang Rawan Fetus

 

 


Matriks pucat
Ff Kondroblas janin
Kondroblas permukaan agak gepeng
 







Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum       : Chordata
Kelas       : Mamalia
Ordo        : Primata
      Famili      : Homonidae          
Genus      : Homo
                  Spesies    : Homo sapiens

(Sumber : Eroschenko Victor P.2003.Atlas Histologi .EGC.Jakarata.Hlm: 41)

Deskripsi :
Kebanyakan model terdiri atas kondroblas muda yang masih mirip mesenkim, dengan inti sferis dan cabang-cabang sitoplasma. Lakuna belum terbentuk pada tahap ini. Kondroblas berjumlah banyak, berkumpul didaerah tertentu dan tersebar secara acak dalam tulang rawan tanpa membentuk kelompok isogen. Matriks tulang rawan disekresikan pada tahap perkembanagn ini. Di tepi model tulang rawan (sebelah kiri), berkumpul sel-sel mesenkim, tersusun paralel. Inti sel-sel ini gepeng memanjang, dan membrane sel tidak tampak jelas. Daerah ditepi tulang rawan ini berkembang menjadi perikondrium, yaitu lembaran jaringan ikat padat yang mengelilingi tulang rawan hialain dan elstis. (Eroschenko 2003 : 40)



2.      Text Box: KondrositGambar II : Jaringan Tulang Rawan Fibrosa (Diskus Interteoralis)







Text Box: llllLakuna



Text Box: iiiiinti kondrosit


Text Box: Daerah kondrosit









 

Klasifikasi
Text Box:          Serat kolagen      Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Primata
Text Box: MMatriksFamili              : Homonidae
Genus             : Homo
Spesies            : Homo sapiens

(Sumber : Eroschenko Victor P.2003.Atlas Histologi .EGC.Jakarata.Hlm:43)

Deskripsi :
            Pada tulang rawan fibrosa (fibrokartilago), matriks ditembus oleh serat kolagen yang sering tersusun paralel seperti yang tampak pada tendo. Kondrosit kecil didalam lakuna umumnya tersebar berderet didalam matriks fibrosanya, bukan tersebar acak atau dalam kelompok isogen seperti pada tulang rawan atau elastik. Semua kondosit dan lakuna mempunyai ukuran serupa : tidak ada gradasi dari kondrosit pusat yang lebih besar menjadi sel-sel tepian yang lebih kecil dan gepeng. Perikondrium yang biasanya terdapat pada sekitar tulang rawan hialin dan elastik, tidak ada disini karena tulang rawan fibrosa umumnya membentuk daerah peralihan antara tulang rawan hialin dan tendo atau ligament. Serat kolagen mungkin begitu padat sehingga matriks tidak tampa; dalam hal ini, kondrosit dan lakuna tampak menggepeng. Serat-serat dalam satu berkas mungkin paralel, namun arah berkasnya dapat beragam.( Eroschenko 2003 : 42)



3.      Gambar III : Jaringan Tulang Rawan Elastis (Epialotis)


Perikondrium
Kondrosit
Matriks elastin
 












Kondrosit kecil dan besar



 

Nukleus kondrosit
Serat elasrtin
 



(Sumber : Eroschenko Victor P.2003.Atlas Histologi .EGC.Jakarata.Hlm:43)

Klasifikasi
Kingdom   : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas         : Mamalia
Ordo          : Primata
Famili        : Homonidae
Genus        : Homo
Spesies      : Homo sapiens

Deskripsi :
Tulang rawan elatis berbeda denga tulang rawan hialin, terutama oleh banyak serat elstin di dalam matriks. Serat elastin tampak sebagai serat ungu tua. Serta-serat yang memasuki matriks tulang rawan dari perikondrium umumnya sebagai serat-serta kesil, dan disebarkan berupa serat-serta yang bercabang dan beranastomosis dengan berbagai ukuran. Densitas star dalam matriks diantara tulang rawan elastic, juga diantara daerah berbeda pada tulang rawan yang sama. Seperti pada tulang rawan hialin, kondrosit yang lebih besar didalam lacuna terlihat pada bagian dalam lempeng. Yang lebih kecil terdapat lebih ke tepi; yang terakhir ini akhirnya beralih menjadi fibroblast dalam perikondrium. (Eroschenko 2003 : 42)

4.      Gambar IV : Jaringan Tulang Rawan Hialin Trakea


Text Box: Asinus mukosa
       

                              
Kelenjar trakea
 
Text Box: Asinus serosa 
                              


5.      
Perikondrium
Saluran keluar kelenjar
Jaringan ikat
Asinus serosa
Perikondrium
Jaringan ikat
 









Perikondrium : lapisan dalam atau lapisan kondrogenik

                                                                                                       
Kondrosit berdiferensiasi
Kelompok isogen kondrosit
Kondrosit muda
Kondrosit
Matriks teritorial
Matriks interteritorial
Kapsul lakuna
 









Fibroblas perikondrium

 (Sumber : Eroschenko Victor P.2003.Atlas Histologi .EGC.Jakarata.Hlm:41)
Klasifikasi
Kingdom   : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas         : Mamalia
Ordo          : Primata
Famili        : Homonidae
Genus        : Homo
Spesies      : Homo sapiens

Deskripsi :
Lakuna dan kondrosit yang tampak tunggal atau dalam kelompok isogen. Karena kondrosit memenuhi lakunanya, maka hanya tampak bagian tepi lakuna, yaitu kapsul tulang rawan. Lakuna dan kondrosit dibagian tengah tulang rawan tampak besar-besar dan bulat, yang secara progresif menggepeng saat bermigrasi kearah tepi; sel-sel gepeng inilah disebut kondrosit muda. Matriks interteritorial (interselular) tampak lebih pucat, sedangkan matriks territorial tampak lebih gelap. Sebuah perikondrium jaringan ikat padat mengelilingi seluruh lempeng tulang rawan. ( Eroschenko 2003 : 40)
6.      Gambar V : Jaringan Tulang Keras



Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Primata
Famili              : Homonidae
Genus             : Homo
Spesies            :Homo sapiens


Deskripsi :
Tulang keras merupakan bagian utama pada kerangka dewasa. Sususnannya terdiri sari sedikit sel-sel, dan matriksnya diperkuat dengan zat kapur, sehingga kuat dan kersa. Berdasarkan strukturnya, tulang keras dibedakan menjadi tulang kompak (padat) dan tulang spons. Sedangkan berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi tulang pipih, tulang pendek, dan tulang panjang. Rongga di dalam tulang berisi sumsum tulang asa dua macam yaitu sumsum kering dan susmsum merah. Pertumbuhan tulang terjadi pada tulang rawan embrional dan kemudian pada cakra epitise. (Anonim1 2010 : 6)
     









7.      Gambar VI : Jaringan Tulang Compact Bone pl

Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum              : Chordata
Kelas               : Mamalia
Ordo                : Primata
Famili              : Homonidae
Genus             : Homo
Spesies            : Homo sapiens

Deskripsi :
Tulang Compact bone  Cortical, identik dengan tulang kompak, adalah salah satu dari dua jenis jaringan osseous yang membentuk tulang. Tulang kortikal memfasilitasi fungsi utama tulang ini: untuk menyediakan tuas untuk bergerak, dan unsur-unsur menyimpan dan melepaskan kimia, terutama kalsium. Seperti namanya, bentuk tulang cortical korteks, atau kulit terluar, dari sebagian besar tulang. Selain itu, lebih keras, kuat dan kaku dari tulang cancellous. Tulang kortikal menyumbang sekitar 80% dari berat kerangka manusia. Unit anatomis dan fungsional utama tulang kortikal adalah osteon tersebut.(Lisa 1999: 3)
Pada tulang kompak, susunan lamel ditentukan oleh penyebaran pembuluh darah, yang terletak dalam saluran di dalam matriks. Saluran Volkmann memasuki tulang dan berhubungan dengan saluran Havers yang berjalan memanjang sesuai sumbu tulang. Setiap saluran Havers dikelilingi oleh sejumlah lamel kosentris. Lamel-lamel, sel-sel dan saluran di pusat bersama-aama menyusun system Havers. Disisni beberapa system Havers terpotong melintang. Setiap saluran Hvers dikelilingi oleh lamel dan lacuna yang semasa hidup berisikan osteosit, terdapat diantara lamel-lamel. Dibagian kanan bawah terdapat kelompok kecil lamel interstisial. Lamel ini adalh sisa system Havers yang sebagian dihancurkan selama terjadi rekonstruksi intern pada tulang.
 (Leeson 1996:58)


8.      Gambar VII : Jaringan Tulang Hyaline





Klasifikasi
Kingdom   : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas         : Mamalia
Ordo          : Primata
Famili        : Homonidae
Genus        : Homo
Spesies      : Homo sapiens

Deskripsi :
Tulang rawan hialin matriksnya bening kebiruan. Terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin tulang rawan pada batanng tenggorokan dan cabang batang tenggorokan, ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada dan pada ujung tulang panjang. Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran pernapasan, member kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan member kemungkinan tulang rusuk bergerak saat bernapas. (Anonim12011:8)
Tulang rawan hialin terdiri atas serabut kolagen yang terbenam dalam bahan dasar yang bening sepeti kaca dan ulet. Kuat dan elastic dan dijumpai menutupi ujung tulang pipa sebagai tulang rawan sendi. Juga pada tulang rawan iga, pada hidung, laring, takea, dan pada bronkus supaya tetap terbuka. Juga membentuk tulang rawan sementara yang kemudian akan dibentuk menjadi tulang. Pada embrio dan janin yang sedang tumbuh bertugas sebagai penyangga sementara untuk mendukung jarinagn lainnya sampai berbentuk tulang rawan yang menggantikannya. Sel tulang rawan hialin pada dasarnya disusun dalam kelompok-kelompok kecil didalam matriks yang kuat.(Jhasri 2005:11)



BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil dan penbahasan pada pratikum yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.      Alat gerak manusia dapat dibedakan menjadi gerak pasif dan gerak aktif. Alat gerak pasif adalah tulang dan alat gerak aktif adalah otot. Sebagai gerak pasif, tulang merupakan tempat perlekatan otot.
2.      Berdasarkan penyusunnya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras. Tulang rawan bersifat lentur tetapi kuat, tersusun atas sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit, serabut elastin, serabut fibrosa, atau serabut kolagen. Tulang keras tersusun atas sel-sel tulang keras yang disebut osteosit. Osteosit dibentuk oleh sel-sel osteoblas. Matriks tulang keras  mengandung berbagai mineral.
3.      Tulang rawan adalah bentuk khusus jaringan ikat, dengan fungsi utama menyokong jaringan lunak. Tulang ini terdiri atas sel-sel (kondrosit dan kondroblast) dan matriks (serat dan subtansi dasar). Matriksnya mengan dung serat kolagen dan serat elastic yang member kekuatan dan kelenturan. Akibatnya tulang rawan memiliki kekuatan regang, penyokong structural, dan memungkinkan fleksibelitas tanpa distorsi.(eros 39)
4.      Tulang rawan elastik adalah tulang yang mengandung serabut-serabut elastis. Tulang rawan elastis dapat kita temukan pada daun telinga, tuba eustachii (pada telinga) dan laring.









DAFTAR PUSTAKA
Annga.1998.Perbedaan Sel Tumbuhan dan Hewan
http//berfikir menjawab.blogspot.com/1993.Artikel.diakses 04/04/2011
Anonim1 2010.Jaringan-Tulang
Anonim2 2011.Sistem Pernapasan

Don W,Fawcett.2002. Buku Ajar Histologi.Buku Kedokteran EGC.-ed.12.-Jakarta : xix-889 hlm
Gabriel.2002.Jaringan Tulang

Jhasri.2005.Tulang Rawan

Lisa.1999.Tulang Kompak

Leeson,C.Roland.1996.Buku Ajar Histologi.Buku Kedokteran EGC.-ed.5.-
Jakarta : xi-622 hlm

Meylin 2008.Sains Biologi.Ganeca Exact.Bandung : vi+130 hlm
Nani,Rahmat.2012.Sistem Gerak

Pujianto, Sri.2008.Menjelajah Dunia Biologi 2.Tiga Serangkai.Solo : xii-324 hlm
Sinaga,Samuel.2009.Histologi

Victor P.Eroschenko.2003.Atlas Histologi.EGC.Jakarta :  xiv-361 hlm

LAPORAN PRATIKUM
Tulang rawan

 







DISUSUN OLEH :
FEBRY AYU ANGGRAINI
2011.411.010
Guru pembimbing : Vita Sulistya, S.si


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2011/2012